Flash Message

Rabu, 28 Desember 2011

Siapa Kontributor Gas Rumah Kaca Terbesar di Dunia?

Siapa sebenarnya yang menjadi kontributor emisi CO2 terbesar di dunia saat ini? Jika banyak klaim dari negara-negara Eropa dan AS mengatakan negara-negara Asia yang bergerak maju seperti Cina dan India sebagai kontributor utama, maka ibarat mereka menuding di depan cermin.

Dalam jurnal ilmiah Lingkungan dan Urbanisasi yang diterbitkan Publikasi Saga dan Institut Internasional bagi Pembangunan dan Lingkungan, seperti yang dikutip dari Antara, produsen emisi karbondioksida terbesar adalah masyarakat dan industri di belahan Amerika Utara, di mana AS, Meksiko, Kanada juga berada dalam kawasan ini. Negara-negara Eropa hanya menyumbangkan setengahnya. Sedangkan negara-negara di Asia Selatan --India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Maladewa, Bhutan dan Nepal masuk dalam kawasan ini-- justru paling sedikit melepaskan karbondioksida ke atmosfir. Laporan itu ditulis berdasarkan riset di 100 kota di 33 negara dengan beragam latar belakang, mulai dari industri hingga negara terbelakang.

Daniel Hoornweg, Kepala Spesialis Kependudukan Perkotaan dan Perubahan Iklim Bank Dunia, yang juga menjadi penulis utama laporan itu menambahkan,''Kota-kota di seluruh dunia sering disalahkan atas emisi gas rumah kaca ini walau ada banyak kota yang memproduksi sangat sedikit emisi ini. Kota-kota seperti ini juga terdapat bahkan di negara-negara industri.''

Laporan itu juga menyatakan, rata-rata emisi gas rumah kaca setiap penduduk di kota-kota negara industri adalah 15-30 ton per tahunnya. Sementara kota-kota di Asia Selatan secara umum memproduksi 0,5 ton gas tersebut setiap tahunnya.

Bahkan ada hasil yang mengejutkan, dimana beberapa kota di Brazil yang notabene lebih maju dari kota-kota di negara yang lebih miskin di Asia dan Afrika, justru memproduksi emisi yang lebih rendah.

Beberapa kasus lainnya adalah, emisi gas rumah kaca di Denver, AS, dua kali lebih banyak daripada emisi serupa di kota tetangganya, New York, yang mempunyai populasi penduduk lebih banyak, namun dengan populasi kendaraan lebih rendah.

Sementara di Toronto, Kanada, emisi per penduduk di kota-kota kecil dengan infrastruktur baik hanya melepas 1,3 ton gas rumah kaca, jauh lebih kecil dari kawasan padat di kota-kota besar setiap tahunnya.

Dari hasil riset itu bisa disimpulkan bahwa gaya hidup dan pola konsumsi merupakan faktor utama yang mempengaruhi emisi gas rumah kaca. ''Dari perspektif produksi emisi gas ini, Shanghai di China lebih tinggi tetapi dari perspektif konsumsi maka produksi emisinya justru lebih rendah,'' tambah Hoornweg.

Dari sisi produksi emisi gas rumah kaca, kota yang makmur dengan penduduk bergaya hidup boros sumber daya bisa memiliki emisi perkapita lebih rendah. Namun dari perspektif konsumsi maka kota itu justru tinggi produksi gas rumah kacanya.

"Laporan ini mengingatkan kita bahwa kota-kota yang makmur dan kemakmuran warganya itu yang justru menyebabkan emisi gas rumah kaca, bukan kota-kota secara umum. Kota-kota di Afrika, Asia, dan Amerika Latin justru memiliki emisi gas ini dalam angka yang rendah. Tantangan untuk mereka tentang ini adalah menjaga produksi gas rumah kaca itu tetap rendah pada saat mereka semakin makmur,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitors

Designed by Animart Powered by Blogger