Flash Message

Rabu, 02 November 2011

Pengaruh Manusia Terhadap Konsentrasi Gas Rumah Kaca

Yang menjadi pertanyaannya sekarang apakah pengaruh manusia terhadap meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca? 
Sedangkan faktor alami yang secara historis memang telah berperan dalam menentukan suhu bumi.

Berdasarkan hasil diagnosa dan pengamatan para ahli, maka konsentrasi CO2 dalam kurun waktu tahun 1850 hingga 2000 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dari 290 ppmv menjadi 360 ppmv. Ini menjukkan bahwa dari kurun waktu 100 tahun yang lalu, peningkatan suhu bumi sebesar 0,50C telah dipengaruhi oleh peningkatan CO2.  Aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan nitro oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global. Dengan pola konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang juga menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 100 tahun mendatang konsentrasi CO2 akan meningkat dua kali lipat dibanding zaman industri, yaitu sekitar 580 ppmv. Dalam kondisi demikian prediksi jangka panjang memperkirakan peningkatan suhu bumi antara 1,7 - 4,50C. Peningkatan suhu sebesar ini akan disertai oleh naiknya tinggi muka laut antara 15 cm hingga 95 cm. Hal ini terjadi karena mengembangnya volume air dan mencairnya es dikedua kutub bumi. Sementara itu, di daerah tropis atau lintang rendah akan terpengaruh dalam hal produktifitas tanaman, distribusi hama dan penyakit tanaman dan manusia. Peningkatan suhu pada gilirannya akan mengubah pola dan distribusi curah hujan. Kecenderungannya adalah bahwa daerah kering menjadi makin kering dan basah makin basah. Sehingga kelestarian sumberdaya air akan terganggu.
Aktifitas atau kegiatan manusia yang menjadi sumber meningkatnya gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global adalah sebagai berikut:

1) Peternakan
Kegiatan peternakan, seperti: pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan ternak lainnya. Kegiatan peternakan memberi sumbangan pemanasan global sekitar 18%. Selain itu, kegiatan peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2 selama rentang waktu 20 tahun), dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2).

2) Pembangkit Energi
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.

3) Transportasi
Asap kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil pada kegiatan transportasi seperti: mobil, sepeda motor, truk-truk besar, pesawat terbang, dan semua sarana transportasi lainnya. Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%. Sumbangan terbesar terhadap perubahan iklim berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%).

4) Industri
Gas buangan industri, penggunaan bahan bakar fosil memberikan sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Sebagian besar sumbangan kegiatan industri berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas.

5) Alih fungsi hutan
Penebangan hutan yang menyebabkan penyerapan CO2 oleh tumbuhan berkurang , karena CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis (illegal logging, pabrik kertas, furniture berbahan dasar kayu, ekspor kayu, dsbnya). Kebakaran hutan, selain memiliki dampak yang sama dengan penebangan hutan, pembakaran hutan juga melepaskan CO2 hasil pembakaran (pembukaan lahan baru, pembukaan lahan pertanian, dsbnya). Alih fungsi lahan hutan akibat penebangan ataupun kebakaran tersebut menjadi penyumbangan emisi gas rumah kaca sebesar 17.4%.

6) Kegiatan pertanian
Kegiatan pertanian memberi sumbangan terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar.

7) Hunian dan Bangunan Komersial
Hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi gas rumah kaca.

8) Sampah
Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca. Sampah yang dimaksud bisa berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitors

Designed by Animart Powered by Blogger