Flash Message

Kamis, 03 November 2011

Asal - Usul Istilah Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca….???? Selama ini aku memang sudah tahu monster mengerikan macam apa itu, si perangkai global warming yang siap menerkam kehidupan manusia siapa saja,kapan saja dan dimana saja…. Tapi ternyata ada hal menarik yang baru-baru ini aku baca di suatu artikel pada blog “The Environmentalist”.

Kenapa si harus disebut efek rumah kaca….? Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca.
Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir terdiri dari, berturut-turut: troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah yang yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir.
Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 18 oC — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,2 oC lebih.
Artikel diatas dapat memberikan gambaran yang jelas bagi kita tentang efek rumah kaca, bagaimana terjadinya, apa penyebabnya dan apa bahayanya. Tanpa efek rumah kaca ini, mungkin bumi ini akan beku, seluruhnya hanya terdiri dari es dan tidak layak dihuni. Efek rumah kaca tak akan menjadi bahaya yang megancam tanpa ulah manusia itu sendiri. Sebenarnya manusialah yang mengancam bumi, efek rumah kaca hanya dijadikan kambing hitam.

Jika manusia memusuhi bumi, apakah bumi harus setia pada manusia….
Jangan sampai bumi BOSAN menampung kehidupan……..
Manusia dan bumi saling membutuhkan bukan saling melukai……….
Waktu terus mengejar sampai manusia sadar betapa berartinya BUMI bagi hidupnya……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitors

Designed by Animart Powered by Blogger